Judul : SOLD – Kisah Tragis Penjualan Gadis-Gadis
Belia di Rumah Bordil
Pengarang :
Patricia McCormick
Copyright :
2006
Diterjemahkan dari :
SOLD – Can She Ever be Free?
Penerjemah :
Dian Guci
Penerbit : Edelweiss
RESUME
NOVEL
SOLD – Kisah Tragis Penjualan Gadis-Gadis
Belia di Rumah Bordil mengisahkan kehidupan memilukan seorang gadis belia yang
terjerembab ke dalam jurang kehidupan protitusi.
Lakhsmi seorang gadis belia berusia 13
tahun, berasal dari Nepal, tepatnya di wilayah pegunungan Himalaya. Dia tinggal
di salah satu desa, rumahnya beratapkan seng yang mudah rapuh karena cuaca dan
perubahan musim. Lakhsmi tinggal bersama Ama
(ibunya), seorang adiknya yang masih bayi, dan Ayah tirinya. Keluarga Lakshmi berlatar belakang ekonomi lemah, Ama
dan Ayah tirinya tidak bekerja. Akan tetapi, Ama seorang ibu pekerja keras, ia
biasa naik-turun gunung mencari bahan makanan atau sesuatu yang bisa dijual.
Ayah tirinya tidak bekerja, ia seorang pemabuk dan penjudi yang tdak memikirkan
keluarga. Lakhsmi biasa membantu Ama mengurusi rumah dan adiknya. Lakhsmi
menyukai seorang anak lelaki bernama Krishna yang ia harap menjadi suaminya.
Suatu
ketika musim Muson menerpa pedesaan di Himalaya. Diawali kemarau panjang,
kemudian disusul hujan angin lebat berkepanjangan. Musim Muson telah merampas
sedikit harta yang dimiliki keluarga Lakhsmi, termasuk rumah beratapkan seng
Lakhsmi yang menjadi cukup rusak.
Keadaan
ekonomi keluarga Lakhsmi pun kian tidak menentu, ditambah Ayah tirinya yang
tidak peduli. Tidak ada pilihan lain, Lakhsmi bertekad pergi kota untuk bekerja
sebagai pembantu rumah tangga guna membantu ekonomi keluarganya. Lakhsmi pun
dibawa oleh Ayah tirinya menuju sebuah kedai bernama Bajai Sita.
Di Bajai Sita, Lakhsmi bertemu Bibi
Bimla, si wanita bargain kuning. Lakhsmi sedikit curiga, namun sepenuhnya
ia tidak menyadari bahwa Ayah tirinya telah menjual dirinya kepada Bibi Bimla
ini. Inilah gerbang pertama lakhsmi menuju lembah pelacuran.
Bibi Bimla pun pergi
bersama Lakhsmi keluar desa untuk menuju “kota”, tempat yang dituju Lakhsmi
untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, namun ternyata tidak. Ketika tiba
di batas akhir desa, emosi berkecamuk dalam diri Lakhsmi. Perjalanan panjang
pun ditempuh Lakhsmi bersama Bibi Bimla hingga mereka tiba di suatu tempat. Di
sana, Lakhsmi bertemu dengan seirang pria berhidung lobak. Sebenarnya, Bibi
Bimla menjual Lakhsmi kepada pria itu dan pria itulah yang kemudian bertindak
sebagai kurir, membawa Lakhsmi keluar perbatasan menuju India, tepatnya
Kalkutta. Pria itu menyuruh Lakhsmi menyebutnya “Paman Suami”, guna dapat
melintasi perbatasan yang dijaga polisi.
Perjalanan jauh kembali
ditempuh Lakhsmi, kali ini bersama Paman Suami. Melintasi perbatasan, bertemu
polisi perbatasan yang diceritakan Paman Suami sebagai penjahat barbaju coklat,
hingga akhirnya tiba di Kalkutta. Kemudian, Paman Suami membawa Lakhsmi menuju
suatu rumah yang disebutnya “Rumah Kebahagiaan”, tempat yang justru memiliki
makna sebaliknya. Di tempat inilah Lakhsmi terdampar, “Rumah Kebahagiaan” yang
tenyata sebuah rumah bordil nun jauhmelintasi perbatasan. Lakhsmi bertemu
dengan Mumtaz yang kejam, pemilik
“Rumah Kebahagiaan” yang menjadikan gadis-gadis belia sebagai aset prostitusi.
Di tempat inilah,Lakhsmi memperoleh perlakuan yang tidak semestinya dan tidak
sesuai harapannya. Lakhsmi disehap, dipukuli, dibiarkan kelaparan, dibius,
diperkosa, “koyak”, dan berlumur darah…
Saat seorang anak lelaki
bernama Harish, yang bertugas
mengurusi keperluan para gadis (PSK) serta pelanggannya, mulai mengajari
Lakhsmi membaca dan melafal kosakata Inggris, Lakhsmi merasa bagai bangkit
kembali, mengingat kembali bagaimana rasanya menjadi anak terpandai di kelas.
Perlahan-lahan Lakhsmi mulai terbiasa dengan pergaulan disana dan ia berhasil
bersahabat dengan gadis-gadis lain disitu. Pushpa ibunda Harish, Shahanna teman paling baik dan paling
dekat yang tiba-tiba hilang saat terjadi razia rumah bordil oleh polisi, Anita
yang setengah wajahnya selalu cemberut tidak dapat tersenyum
karena dulu ia pernah
kabur dan setengah wajahnya remuk mati rasa dipukuli goonda, Monica gadis yang paling banyak mendapatkan pelanggan
karena keberaniannya, namun dia bukanlah yang tercantik diantara gadis-gadis,
wajahnya seperti seekor rubah dan gigi-giginya yang kelabu menonjol keluar, dan
Shilpa gadis burung tua kaki tangan Mumtaz yang bertugas memata-matai
gadis-gadis.
Suatu ketika Lakhsmi
bercermin, “cantikkah aku?” gumamnya. Rupanya Lakhsmi menyadari dirinya telah
beranjak remaja. Lantas tibalah hari itu, hari dimana Lakhsmi harus mengambil
keputusan – akankah ia mengorbankan segalanya untuk mendapatkan kembali
hidupnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar