Komunikasi
Massa
Komunikasi massa
adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yaitu
sejumlah orang yang tidak tampak oleh sang komunikator. Pembaca surat kabar, penonton
televisi dan film, pendengar radio, tidak tampak oleh si penyampai pesan.
Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa
atau komunikasi melalui media massa
bersifat “satu arah”. Begitu pesan disampaikan oleh komunikator, tidak
diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh khalayak
Proses komunikasi massa
Unsur-unsur komunikasi
1. Penyampai pesan/komunikator/sumber/Source
2. Pesan/Message
3. Penerima pesan/Receiver
4. Media/Channel
5. Efek/tujuan/Destination
6. Umpan balik/Feedback
7. Gangguan/Noise
noise
Tahapan-tahap pembentuk komunikasi massa:
1.
Komunikator profesional è
komunikator yang terlembagakan è komunikator bukan individu è komunikator merupakan bagian dari lembaga/organisasi yang
kompleksMedia Massa è menurut Ashadi siregar è padat modal & teknologi Konglomerasi pers è pers yang dikuasai
konglomerat
2. Cepat
& berkelanjutan Cepat è proses penyampaian pesan
lebih cepat karena kecanggihan teknologi ex. Cetak jarak jauh Berkelanjutan è dalam menyampaikan pesan
tidak sepotongsepotong tetapi berkelnajutan
Ex. Kasus yang sedang hangat diberitakan di TV mengenai operasi
wajah yang disiarkan secara terus menerus. Pesan medisa massa bersifat umum (tidak ditujukan untuk
pribadi tetapi untuk khalayak luas, heterogen, …dst.)
3.
Khalayak luas & beragam/heterogen & anonim Luas è tersebar di berbagai tempat Heterogen è khalayak beragam Anonim è tidak dikenal (komunikator
tidak dapat mengenal audience)
4.
Kesamaan makna è pesan yang disampaikan untuk
meciptakan kesamaan makna diantara khalayak. Kesamaan makna muncul karena
keserampakan/serentak pada waktu yang sama. “tapi” ==== pada kenyataannya pesan
yang disampaikan sama tetapi makna yang dimunculkan berbeda-beda
5.
Mempengaruhi khalayak è bertujuan untuk membentuk satu sikap & perilaku tertentu
6.
Mengutamakan unsur isi daripada hubungan
è komunikasi masa lebih mengutamakan isi/content daripada hubugan/relationship
karena pesannya melalui media
7.
Bersifat satu arah è akan tetapi pada konteks-konteks tertentu dapat bersifat dua arah
8.
Stimulasi alat indera terbatas è merupakan kelemahan karakteristik komunikasi massa ex. Orang buta è mendengar radio è tidak dapat melihat siaran
TV
9.
Feedback tertunda è tetapi untuk sekarang ini sudah tidak relevan lagi karena
sekarang sduah ada acara yang bersifat interaktif
Dalam
menusun suatu strategi komunikasi untuk dioprasikan dengan taktik-taktik komunikasi
sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati proses komunikasi yang
akan ia lancarkan. Sebagaiamna proses komunikasi harus berlangsung secara
“berputar” (circular), tidak “melurus” (linear); ini berarti idenya sebagai
ekspresi dari panduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah
sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk
tanggapan mengarus menjadi unpan balik. Dengan lain perkataan komunikator harus
tahu efek atau akibat dari komunikasi yang di lancarkannya itu, apakah positiif
sesuai dengan tujuan, apakah negative. Jika setelah dievakuasi unpan balik
komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan
lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan; bila ternyata negative, pada
gilirannya harus di teliti factor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan
komunikasinya itu.
Contohnya:
Seorang komunikan melakukan
kegiatan (peristiwa) di suatu media tulis, audio maupun audio visual dan di
teruskan kepada masyarakat yang memiliki tujuan yang sama. Di kehidupan yang
biasa seperti halnya surat
kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televise yang
ditujuakan kepada umum, dan filem yang dipertunjukan di gedung –gedung bioskop.
Onong Uchjana Efendi, Dinamika
Komunikasi, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 56
Onong Uchjana Efendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hal 79 dan 311
|
|
|
1. Model ini merupakan pengembangan ari model Shannon &
weaver. De fleur mempersoalkan arti dari isi pernyataan yang disampaikan dan
arti dari isi pernyataan yang diterima. Noise dapat mempengaruhi semua unsur
komunikasi. Bukan seperti Shannon & Weaver noise hanya terjadi
antara unsur transmitter (alat pengirim) dan unsur reciver (alat
penerima). De Fleur menemukan adanya umpan balik (feedback). Dengan
umpan balik ini, akan lebih mudah tercapai persamaan arti antara arti message
yang disampaikan dan arti pesan yang diterima. Harus diingat, dalam komunikasi massa, komunikator hanya
memperoleh feedback yang terbatas atau tidaklangsung dari
khalayaknya.
2. (M) memahami (E) sebagai (E1). Penjelasan Lingkaran kanan :
E – Event – kejadian = peristiwa. Lingkaran kiri atas (M) = man of machine =
manusia atau mesin. Lingkaran di dalam (M). E1 – E sebagaimana dipahami oleh
(M). Jadi hasil pemahaman (E1) tidak selamanya sama dengan yang diperhatikannya
(E). hal itu disebabkan oleh: seleksi, konteks, ketersediaan E.
Lingkaran kiri bawah (M) ingin mengkomunikasikan (E1) kepada
manusia lain. Ia mengubah (E1) menjadi (SE), (S) = shape = form =
bentuk, dan E adalah content = isi. Di dalam kuliah kita mengenal (S) = shape
= lambing komunikasi. Lambang komunikasi mengubah isi pernyataan dari bentuk
abstrak menjadi konkrit. Bentuk (E1) adalah abstrak. S = lambing komunikasi
mengubah (E1) berbentuk (SE) sebagai (SEI) “wah hujan”
Proses komunikasi digambarkan sebagai berikut :
1. M mengamati E
2. M mengamati E sebagai E1
3. M menyampaikan E1 sebagai SE kepada M2
4. M2 memahami SE sebagai SE
1
.
Denis McQuail dan Sven Windahl
berpendapat model ini dapat menggambarkan masalah psokologis dalam kesaksian di
pengadilan. Seberapa jauh persepsi (M) itu tepat terhadap sejunlah kejadian (E)
dan sejauh mana kemampuannya menyatakannya (E) dalam bentuk (SE).
Didalam komunikasi massa
:
a. E = Bahan Berita
b. M = Mass Media
c. SE = Isi Media
d. M2 = Khalayak Media
Kita dapat mempersoalkan,
misalnya: “seberapa baik hubungan realitas dengan berita (antara E dan SE)
tentang realitas itu oleh media (M) ” dan “sejauh mana isi media (SE)
dimengerti oleh khalayak (M2)”.
3. 1. Ada
unsur baru yaitu C yang memainkan peranan sebagai medium.
2. Ada
tiga feedback yaitu FCA, FBC, dan FBA.
3. Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih
X dari sejumlah X yang tersedia untuk disampaikan kepada B (audiens). Untuk
menyampaikan X ini, A menggunakan saluran C (organisasi media). Dapat juga C
memilih X untuk disampaikan langsung ke audiens dan seterusnya.
4. Model Westley & McClean ini
menggambarkan komunikasi massa, karena dalam
proses komunikasi ini sudah ada C (media massa)
dan ditujukan kepada banyak orang.
Dennis McQuail dan Sven Windahl berpendapat, model ini
mengandung asumsi bahwa system hubungan yang demikian seperti halnya model
Newcomb akan bersifat mengatur diri sendiri atau menguntungkan bagi semua partisipan.
Jka komunikasinya berlangsung bebas maka sifat ini akan menyampingkan
kepentingan-kepentingan antara pengirim dan penerima. Pada kenyataannya
hubungan dari ketiga partisipan ini jarang sekali bersifat seimbang dan tidak
selalu merupakan hubungan komunikasi.
Kelemahan kedua menurut Denis
McQuail dan Sven Windahl, model ini terlalu menonjolkan tingakt integrasi
proses komunikasi dan kesamaan pandangan antara penyokong, komunikator dan
audiens. Dalam kenyataannya masing-masing komponen mempunyai tujuan yang tidak
ada kaitannya satu sama lain. Model ini bersifat idealis dan agak normative
dalam menawarkan apa yang sebenarnya merupakan versi pasar bebas.
Kelemahan ketiga, model ini terlampau menonjolkan
ketergantungan komunikator terhadap masyarakat, terutama dalam persoalan
politis atau yang menyangkut kepentingan Negara.
4. Model Komunikasi Massa Schramm adalah pengembangan dari
Model Sirkuler Osgood & Schramm. Perbedaannya dua model ini adalah : Model
lingkarang (sirkuler) dan Schramm menggambarkan komunikasi antar pribadi antara
seorang komunikator dengan seorang komunikan. Model komunikasi Massa Schramm
menggambarkan komunikasi antara satu media massa
(umpama organisasi surat
kabar) dengan mass audience (masyarakat banyak).
Dalam Organisasi tersebut
terjadi proses sebagai berikut :
1. Decoding, yaitu fungsi menerima dan merubah pesan
tersebut menjadi arti.
2. Interpreting, yaitu fungsi menerjemahkan atau
mengartikan / mengolah pesan.
3. Encoding, yaitu
memancarkan / mengubah pesan menjadi bentuk bahasa / kode untuk disampaikan
pada audiens.
Hasil kerja redaksi surat
kabar ini dicetak dan disebarkan. Masing-masing berhubungan dengan kelompoknya,
dimana isi surat
kabar ini diperbicangkan (terjadi proses komunikasi). Sudah itu ada yang
menyampaikan feedback inferential. Feedback ini berbentuk : berhenti
berlangganan surat
kabar, mematikan TV, mengganti saluran radio.
5. Perbedaan dari Model Riley & Riley dengan modal
sebelumnya adalah : Model sebelumnya memberikan kesan, bahwa proses komunikasi
terjadi dalam suatu kevakuman sosial dan pengaruh lingkungan tidka perlu
dipermasalahkan. Model Riley & Riley menunjukan bahwa komunikator dan
komunikan mendapat pangaruh dari kelompok primer.
Kelompok – kelompok dan struktur sosial yang lebih besar yang
mempengaruhi komunikator dan komunikan di dalam melaksanakan proses komunikasi
berada di dalam dan mendapat pengaruh dari sistem sosial keseluruhan (over
all social system).
Baik komunikator, maupun komunikan berhubungan dengan
kelompok primernya. Komunikator/ komunikan dan kelompok primernya masing-masing
dipengaruhi oleh struktur yang lebih besar dan serluruh proses ini dipengaruhi
oleh sistem sosialnya.
Kelompok primer adalah kelompok dimana antara anggotanya
terdapat hubungan yang intim, misalnya keluarga. Kelompok referens
adalah kelompok yang dengan pertolongannya, anggotanya dapat merumuskan sikap,
nilai dan tingkah lakunya.
Denis McQuail dan Sven Windahl
berpendapat (1) model ini membantu menghubungkan konsep mengenai komunikasi
massa dengan teori – teori sosiologi yang sudah ada, (2) pendapat Riley &
Riley bahwa komunkasi massa hendaklah dipandang sebagai suatu proses ini dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi itu, adalah pendapat yang penting, (3) Model ini
menunjukan cara baru dalam melihat efek – efek komunikasi.
6. Maletzke membuat model komunikasi massa berdasarkan elemen – elemen tradisional
yaitu komunikator, isi pernyataan, medium, komunikan, dan umpan balik. Di
antara medium dan komunikan, Maletzke menambah tekanan atau kendala medium dan
citra medium pada diri komunikan.
Dalam hal tekanan atau kendala medium, kita hadapkan pada
kenyataan, ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang
berbeda – beda. Setiap medium ada kelebihan dan kekurangannya. Sifat – sifat
medium dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya.
Citra medium ada pada komunikan menimbulkan harapan –
harapan tentang isi medium tersebut, dan dianggap punya pengaruh terhadap cara
komunikan memilih isi medium tersebut.
Dalam diri komunikator maupun komunikan terdapat variabel
independen yang mempengaruhi dirinya dalam melakukan tindak komunikasi. Pada
komunikan variabel independen itu terdiri dari citra diri komunikan, struktur
kepribadian komunikan, lingkungan sosial komunikan dan komunikan sebagai
anggota public.
Sedang pada komunikator, variabel independen terdiri dari
citra diri komunikator, struktur kepribadian komunikator, komunikator dalam
kelompok kerja, komunikator dalam organisasi, lingkungan sosial komunikator
serta tekanan dan kendala yang timbul dari karakter publik.
Di samping itu, komunikator
berkaitan dengan variabel, yaitu pilihan tentang apa yang ia sampaikan dan
caranya membentuk isi pernyataan yang disampingkan.
Ketika menetapkan bagaimana caranya menyusun dan membentuk
isi pernyataan, komunikator dihadapkan pada suatu situasi pilihan. Bagaimana ia
melakukan seleksi dan membentuk isi pernyataan tergantung pada tekanandan
kendala dari isi pernyataan dan tekanan atau kendala dari media.
Komentar Denis McQuail dan Sven Windahl : model ini
menggunakan pendekatan sosiologi dan psikologi. Walaupun model ini sudah
berumur, namun masih berguna untuk membantu penelitian. Model ini begitu
mendetail sehingga bias menjadi alat cek (cheklist) faktor – faktor yang
ada hubungannya dengan proses komunikasi massa
dari segi psikologi dan sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar