PENTINGNYA KEGIATAN MENDENGAR
ò
|
Hal pertama kali kita lakukan
dalam hidup ini adalah mendengar, setelah itu baru kau boleh menjerit dan
berteriak (Aristophanes)
|
ò
|
Pendengaran merupakan salah satu
dari panca indera yang terdapat di tubuh kita. Tetapi mendengar adalah suatu seni (Frank Tiger)
|
ò
|
Dengarkanlah dua kali sebelum
berbicara satu kali (Scottish)
|
ò
|
Hal yang paling lucu dalam diri
manusia adalah jika kita cenderung untuk menghormati kecerdasan dan mereka
yang mau mendengarkan ide-ide kita, walaupun pada akhirnya mereka tidak
sependapat dengan ide-ide tersebut (S.
I. Hayakawa)
|
ò
|
Ketika hak untuk berbicara
merupakan awal dari suatu kebebasan hidup, keharusan mendengar adalah apa
yang membuat hak itu begitu penting (Walter
Lippman)
|
ò
|
Berbicara adalah sulit, tetapi
kesunyian adalah sesuatu yang tidak mungkin (pepatah Cina)
|
ò
|
Pendengar selalu benar (Carroll C. Arnold)
|
ò
|
Walaupun kegiatan berbicara harus
disertai dengan bakat alam (ber-hubungan dengan kemampuan mengirim dan
menyiarkan pesan) juga harus dikonsentrasikan pada mendengar yang baik.
|
ò
|
Mendengar ialah kemampuan
komunikatif yang paling bermanfaat dan dengan mendengarkan yang baik sudah
merupakan pelaksanaan bagian yang terpenting dari proses komunikasi. Karena itu mende-ngar adalah suatu faktor
yang esensial untuk mencapai suatu komunikasi yang baik.
|
|
Survey menunjukkan bahwa : orang telah menghabiskan sekitar 60 % s.d.
75 % dari waktu mereka untuk mendengar.
|
|
Mendengarkan : sebagai suatu
proses aktif mnerima rangsangan (stimulus)
telinga (aural) Ô Gelombang
Suara.
|
|
Mendengarkan menuntut tenaga dan
komitmen.
|
|
Mendengarkan (listening) menyangkut penerimaan rangsangan.
|
|
Mendengarkan (hearing) Ô proses psikologis.
|
Jenis-jenis
mendengarkan :
1.
|
Mendengarkan untuk kesenangan
|
2.
|
Mendengarkan untuk informasi
|
3.
|
Mendengarkan untuk membantu.
|
Hambatan-hambatan
terhadap mendengarkan efektif
1.
|
Sibuk dengan diri sendiri
|
2.
|
Sibuk dengan masalah eksternal
|
3.
|
Mempertajam (shapening)
|
4.
|
Asimilasi
|
5.
|
Faktor kawan atau lawan.
|
Dimensi mendengarkan
1.
|
Mendengarkan
Partisipatif dan Pasif
|
|
|
Mendengarkan partisipatif adalah
berlaku spr seseorang yang ber-partisipasi (secara fisik dan mental) dalam
tindak komunikasi.
|
|
|
Sebagai contoh : Kita seringkali merubah posisi
badan kita (misal : mengangkat kaki mereka ke atas kursi, menyandarkan
kepala) untuk mendengarkan secara efektif.
|
|
|
Ini tidak benar.
Untuk alasannya ?
|
|
|
Ingatlah bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap
berita yang penting. Hampir segera
anda mengambil posisi tegak, memiringkan tubuh ke arah pembicara dan relatif
tidak berbicara Ô kita melaku-kan ini secara refleks karena dengan
cara inilah kita dapat mendengarkan secara efektif.
|
|
|
Ô
|
Tetapi tidaklah berarti bahwa anda harus bersikap
tegang dan tidak nyaman ketika mendengarkan.
|
|
Ô
|
Tubuh anda akan mencerminkan pikiran yang aktif.
|
|
Ô
|
Sebagai pendengar partisipatif dalam interaksi
komunikasi adalah kita harus setara dengan pembicara, sebagai orang yang
secara emosional dan intelektual siap untuk terlibat dalam proses berbagi
makna.
|
|
Mendengarkan secara pasif :
|
|
|
Ô
|
mendengarkan tanpa berbicara dan tanpa mengarahkan
pembicara-an dengan cara-cara non verbal.
|
|
Ô
|
memungkinkan pembicara mengembangkan pikiran dari
gagasan-nya di depan orang lain yang menerima tetapi tidak mengevaluasi, mendukung
tapi tidak mencampuri.
Ô kita menciptakan suasana mendukung dan reseptif.
|
|
Ô
|
sekedar duduk bersandar, santai membiarkan
rangsangan suara membelai kita tanpa menggunakan energi yang berarti.
|
|
Ô
|
tanpa ada yang mengarahkan rangsangan.
|
Upaya-upaya mendengarkan secara partisipatif dan pasif
§ Berusaha
mendengarkan
§ Lawanlah
sumber-sumber gangguan sedapat mungkin
§ Jangan melamun
§ Gunakanlah
waktu senggang untuk meringkas pemikiran pembicara, menyusun pertanyaan,
menarik hubungan antara apa yang tlh anda ketahui dengan apa yang telah anda
dengar
§ Asumsikan bahwa
apa yang dikatakan pembicara bermanfaat.
2.
|
Mendengarkan
secara Empatik dan Obyektif
|
|
|
\
|
Jika kita ingin memahami apa yang dimaksud dan
dirasakan seseorang, anda perlu mendengarkan dengan empati (Rogers & Farson, 1981).
|
|
\
|
Saran dalam mengatur fokus empatik dan obyektif :
|
|
|
- Lakukan dialog
|
|
|
- Pahami sudut pandang pembicara
|
|
|
- Pandanglah pembicara sebagai pihak yang setara
|
|
|
- Cobalah memahami pemikiran dan perasaan lawan
bicara
|
|
|
- Jangan mendengarkan secara
ofensif Ô kecenderungan untuk mendengarkan informasi
sepotong-sepotong yang akan memungkinkan anda menyerang pembicara atau
menemukan kesalahan-kesalahan
|
3.
|
Mendengarkan
tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis
|
|
|
-
|
Kita perlu mendengarkan tanpa menilai, dengan
pikiran terbuka dan berusaha memahami.
|
|
-
|
Kita perlu mendengarkan secara kritis dengan tujuan
melakukan evaluasi.
|
|
-
|
Kita perlu mendengarkan untuk memahami dan menahan
diri untuk tidak melakukan penilaian.
|
|
-
|
Mendengarkan dengan pikiran terbuka Ô akan
membantu anda memahami pesan secara lebih baik.
|
|
-
|
Mendengarkan dengan pikiran kritis akan membantu
anda untuk menganalisis pemahaman isi dan mengevaluasi pesan.
|
|
|
|
|
Pedoman mengatur mendengarkan tanpa menilai dan
mendengar-kan secara kritis :
|
|
|
-
|
Jagalah agar pikiran selalu terbuka.
|
|
-
|
Jangan menyaring sesuatu yang sulit.
|
|
-
|
Jangan menyaring pesan yang tidak disukai.
|
|
-
|
Sadarilah bias-bias kita sendiri.
Bias-bias ini bisa mengganggu tindak mendengarkan
yang akurat dan menyebabkan anda mendistorsi penerimaan pesan melalui proses
asimilasi.
|
|
-
|
Nilai isi sesuai dengan yang disampaikan. Jangan menganggap cara penyampaian sebagai
isi.
|
4.
|
Mendengarkan
secara dangkal dan secara mendalam
|
|
|
-
|
Pusatkanlah perhatian pada pesan verbal dan non
verbal.
|
|
-
|
Dengarkan pula yang tidak diucapkan.
|
|
-
|
Dengarkan baik pesan yang menyangkut isi maupun
hubungan.
|
|
|
MENDENGAR
1.
SENSASI
Masalah pendengaran berkaitan
erat dengan pemberian persepsi komunikan terhadap pesan yang didengarnya. Pendengaran seringkali dipengaruhi oleh
pancaindera yang lainnya.
Hal-hal yang dapat menghambat
dalam proses Sensasi adalah :
a. Adanya Noise
atau gangguan
b. Gangguan pada kedua
alat pendengaran
c. Kelelahan
d. Gangguan pada
pancaindera
e. Kekurangan dari
"sender" / Komunikator.
2.
INTERPRETASI
Hal ini berkaitan dengan hasil
mendengar dari apa yang kita dengar, kemudian disimpulkan dalam pikiran kita
atau memberi makna dari apa yang kita dengar.
Seringkali kita tidak dapat menerima seluruh isi pesan secara lengkap,
tapi mungkin kita dapat menangkap sebagian dari isi pesan dari pesan yang
disampaikan. Hasil interpretasi
pendengar bisa saja berbeda dari apa yang dimaksud oleh Komunikator.
Hambatan yang terjadi pada
proses Interpretasi adalah :
a. Ketidaktertarikan pada topik
pesan yang akan disampaikan
Topik yang tidak menarik
akan menyebabkan khalayak menghindar.
Untuk mengatasinya
adalah dengan berusaha menghubungkan antara topik yang sedang dibawakan dengan
sesuatu yang disukai atau mencari sela yang menarik.
b. Tidak menyukai Komunikator
yang akan menyampaikan pesan
Komunikan harus mencoba
bersikap acuh tak acuh pada penampilan Komunikator, setidaknya jagalah etika
ketika berbicara atau mendengarkan.
c. Tumbuhnya stereotipe negatif
Cobalah untuk
mengabaikan hal-hal yang sifatnya dapat menimbulkan prasangka buruk. Usahakan untuk memikirkan/menganalisis pesan
yang disampaikan, kemudian mengembangkannya menjadi sesuatu yang menarik.
d. Prejudice atau prasangka buruk
Prasangka buruk dapat
diartikan sebagai suatu kesimpulan/pemberian makna yang tergesa-gesa sebelum
benar-benar mengerti sepenuhnya terhadap pesan yang disampaikan.
Kebiasaan buruk ini
dapat membuat diri kita tampak seperti orang bodoh.
e. Penilaian dini terhadap
suatu pesan
Penilaian terhadap suatu
konsep yang terlalu dini dapat mengacaukan kegiatan mendengar.
f. Mencari-cari gangguan
Cara yang paling buruk
untuk menghindarkan diri dari kegiatan mendengar adalah mencari-cari
gangguan. Misalnya dengan melihat-lihat
ke luar jendela
g. Membuyarkan perhatian
Jika anda hanya
berpura-pura mendengarkan dan seakan-akan menikmati pesan yang disampaikan,
maka kebiasaan buruk ini merupakan hal yang paling kejam yang anda lakukan,
karena kita telah melakukan penipuan baik terhadap Komunikator maupun diri kita
sendiri.
Pertanyaan berikut ini
dapat membantu kita untuk menguji sampai sejauhmana kebiasaan buruk kita dalam
kegiatan mendengar :
a. Apakah kita sering menghindar dari situasi di mana kita harus
mendengarkan Komunikator karena merasa kasihan ?
b. Apakah kita sering menghindar dari topik yang aktual dan berbeda, yang
dapat menimbulkan suatu tantangan dalam diri kita ?
c. Apakah kita mudah terkena gangguan fisik ?
d. Apakah kita mudah terganggu dengan suatu kelakuan Komunikator ?
e. Apakah kita sering melakukan pikiran kita berkelana ketika sedang
mendengar ?
f. Apakah emosi kita mudah
terpengaruh bila Komunikator membicarakan tentang suatu hal dan kita mencoba
untuk tidak mendengarkannya ?
g. Apakah kita sering mencoba mengalihkan perhatian dan pikiran selagi
mendengarkan ?
h. Apakah kita sering membuyarkan perhatian.
Jika
jawaban kita terhadap pertanyaan di atas lebih banyak "YA", mungkin
kita harus memperbaiki kebiasaan mendengarkan.
3. Pemahaman/Pengertian
Apakah
kita mengerti terhadap pesan yang disampaikan ?
Apakah kita pengertian
kita sama dengan yang dimaksud oleh Komunikator ?
Di sini kita dituntut
tidak hanya mengerti terhadap pesan secara mendalam, tetapi kita harus sadar
sepenuhnya terhadap pemberian reaksi dari pesan tersebut.
Ralph Nichols telah menyusun daftar
tentang faktor-faktor yang dapat membantu kita dalam menganalisis kembali
metode mendengar :
- Kecerdasan
- Pemahaman membaca
- Pengenalan terhadap
penggunaan bahasa Inggris yang benar
- Penguasaan pendengar
akan kosa kata
- Kemampaun menarik
kesimpulan
- Kemampuan menyusun
suatu pembicaraan
- Mendengarkan ide-ide
utama atau fakta yang spesifik
- Menggunakan teknik
tersendiri untuk meningkatkan konsentrasi pendengar
- Menaruh perhatian
penuh terhadap bahan diskusi
- Penyesuaian emosi
- Menunjukkan rasa ingin
tahu terhadap subyek yang didiskusikan
- Memperhatikan
kelelahan fisik pendengar
- Keefektifan
komunikator
- Menumbuhkan rasa kagum
pendengar terhadap Komunikator
- Menghotmati kegiatan
mendengar sebagai salah satu metode belajar
- Rentan terhadap
gangguan
- Ventilasi dan
temperatur ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar