1. a. Istilah
komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication
berasal dari kata Latin communicatio dan
bersumber dari kata communis yang
berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama
makna. Jadi, kalau ada dua orang
terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam percakapan, maka komunikasi akan
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Pengertian komunikasi tersebut sifatnya sariah dalam arti bahwa komunikasi itu
minimal harus mengandung kesamaan makna. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya informatif,
yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Wilbur
Schramm sebagai peloporkemunculan ilmu komunikasi mengatakan bahwa ilmu
komuniksi adalah “jalan simpang paling ramai dengan segala disi[lin yang
melintasinya”. Sedangkan untuk memahami pengertian komunikasi, para peminat
komunikasi sering kali ,mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Structure
And Function Of Communication In Society. Lasswell yang sebenarnya merupaka
ahli ilmu politik ini mengatakan bahwa komunikasi adalahproses penyampaian
pesan oleh komunkator kepada komunikan melalui media yang nenimbulkan efek
tertentu.
Dalam
arti luas, komunikasi berarti suatu proses dimana terjadi suatu tanggapan atau
reaksi (response) karena adanya
pengirimaninformasi/pesan (message).
1. b. Tujuan
daam komunikasi memiliki berbagai perbedaan jika kita melihat dari berbagai
perspektif yang berbeda. Dari perspektif psikologi misalnya, sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku individu, Carl. I.
hovland, Janis dan Kelly mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya verbal) dengan tujuan
untuk merubah perilaku orang lain. Hal ini juga bermanfaat untuk membantu
pasien menyampaikan pesan terhadap pemberi terapi dalam psikoterapi. (Dictionari of Behavioral Sciene). Perspektif sosiologi memberikan tujuan yang
berbeda mengenai komunikasi dibandingkan dengan psikologi. Sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi antara individu
dalam masyarakat, menurut Krech et all, komunikasi dari perspektif sosiologi
mempunyai tujuan agar setiap individu mempunyai kognisi, keinginan, dan sikap
yang umum. Dan diperjelas oleh SoedjonoSoekanto bahwa manfaatnya adalah untuk
menimbulkan pengertian bersama. Lalu Wilbur Schramm dari perspektif Humaniora
menjelaskan bahwa bila kita mengadakan komunikasi, artina kita mencoba untuk
membentuk persamaan dengan orang lain. Terakhir dapat dilihat dari perspektif
teknologi dimana Claude Shannon dan Warren Weaver menjelaskan bahwa tujuan
maupun manfaat dari komunikasi akan
terpengaruhi oleh keberadaan GANGGUAN (noise).
Robert.
G. King mengemukakan secara jelas mengenai tujuan komunikasi yaitu efisiensi
dan efektivitas. Efisiensi maksudnya adalah dengan sumber yang ada tetap
diusahakan proses komunikasi mencapai hasil maksimal. Sedangkan efektivitas
diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses
komunikasi.
2.a. Proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan secara sekunder.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Untuk
jelasnya dalam komunikasi primer, jika komunikator itu bernama A dan komunikan
bernama B, akan terjadi pergantian fungsi secara bergiliran sebagai encoder dan decoder. Jika A berbicara, ia menjadi encoder dan B menjadi decoder
sebagai yang mendengarkan. Ketika B memberikan tanggapan, maka B kini menjadi encoder dan A menjadi decoder.
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Sebagai contoh seorang komunikator menggunakan media ke dua
dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,
telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa
(surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
nirmassa (telepon, surat,
megapon, dsb.).
2. b. Prof.
Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. mengatakan dalam bukunya yang berjudul Ilmu komunikasi : Teori dan Praktek
mengatakan lima
komponen komunikasi yaitu :
1.
Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.
2.
Pesan adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain. Pesan itu harus mudah dipahami dan mudah diingat,
oleh karena itu kajian pesan harus mendalam dari segi isi pesan, organisasi
pesan, teknik pengembangan bahasan, dan teknik penyajian.
3.
Media adalah saluran dimana pesan disampaikan kepada
komunikan.
4.
Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain.
5.
Efek. adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
3. a. Bentuk
Komunikasi dipaparkan secara jelas oleh Robert. G. King yang meliputi intrapersonal, interpersonal, person to
group, group to person, dan group to group. Komunikasi intrapersonal
diartikan sebagai proseskomunikasi yang terjadi di dalam, diri manusia sebagai
individu. Contoh dari komunikasi intrapersonal dapat kita temui pada saat kita
sedang melakukan perenungan diri,
intropeksi, melamun ataupun saat kita sedang bercermin.
Komunikasi
interpersonal adalah afinitas (kedekatan) antara komunikator dengan
komunikannya, misalnya saat dua orang sahabat sedang curhat.
Komunikasi
person to group ialah komunikasi yang dilakukan komunikator yang menyampaikan
pesan terhadap sejumlah khalayak dimana yang berperan sebagai komunikan di sini
adalah sekelompok orang. Proses seperti ini terjadi dalam perkulahan ketika
dosen menyampaikan materi kuliahnya.
Komunikasi
group to person yaitu suatu komunikasi yang memiliki komunikator dalam jumlah
besar. Hal ini terjadi saat seorang pembicara mendapatkan tepuk tangan
dari peserta seminar yang merupakan sejumlah.
Komunikasi
group to group seringkali terjai dalam forum resmi yang bersifat internasional
(missal dalam siding PBB). Dalam forum tersebut, seorang kepala Negara
melakukan komunikasi yang merupakan representasi dari rakyat yang dipimpinnya.
3. b Bentuk
awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak yang berperan dalam
penciptaan dan pengembangan bahasa manusia. Komunikasi non-verbal adalah
komunikasi yang bukan menggunakan kata-kata sebagai alat tukarnya. Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya
menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak
menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa
isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal
karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi
nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat
berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal. Komunikasi non-verbal mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya:
1.
Menyediakan/memberikan informasi.
2.
Mengatur alur suara percakapan.
3.
Mengekspresikan emosi.
4.
Memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau
mengembangkan pesan-pesan verbal.
5.
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6.
Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajari
suatu permainan olah raga tertentu, antara lain memperagakan cara berenang yang
baik, memperagakan bagaimana mengayunkan raket bulu tangkis atau tennis, dan
lain-lain. Relevansi komunikasi non-verbal dalam dunia bisnis antara lain dapat
Contoh komunikasi nonverbal dalam kegiatan sehari-hari ialah
menggunakan bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara,
gaya emosi,
dan gaya berbicara.
4. Ilmu
komunikasi berkembang melali tiga jalur yaitu publisistik, jurnalistik, dan
retorika. Baik jurnalistik dan retorika sama-sama berkembang di Amerika,
sefangkan publisistik berkembang di Eropa, tepatnya di Jerman. Walaupun di
Jerman publisistik sudah diterima sebagai bagian dari ilmu komunikasi namun
dianggap sebagai aliran radikal dalam ilmu komunikasi. Namun kita perlu melihat
lebih dekat lagi untuk mengatakan hal itu, karena perkembangan publisistik di
Jerman diakibatkan oleh revolusi industri. Peranan pers mulai terlihat dan
diminati para pemikir. Max Weber untuk pertama kalinya mengembaangkan ilmu pers
dengan landasan ilmiah. Pada pertemuan Deutsche
Gesellschaft fur Soziologie ia mengusulkan dua proyek pengkajian sosiologi
: sosilogi organisasi dan sosiologi pers (Zeitungwesen).
Satu dasawarsa setelah itu, Tonnies
menerbitkan Kritik der Offentliche
Meinung yang mengupas sifat opini
public dalam masyarakat massa.
Dalam hubungan antara pers dan opini public inilah lahir Zeitungwissenschaft (Ilmu Surat Kabar).
Tetapi
minat pada sosiologi pers dan khususnya opini public telah membawa ara sarjana
Jerman pada bidang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan
persuratkabaran. Muncullah ilmu Publizistik
yang dikembangkan oleh Hagemann dan disistematiskan oleh Dofivat. Yang
menjadi objek penelitian bukan lagi pers, tetapi pernyataan publik.
Sedangkan
Ilmu komunikasi yang berasal dari jalur jurnalistik dan retorika dan sampai
sekarang di Amerika Serikat, ilmu komunikasi dipelajari dalam dua jurusan communi-cation dan journalism/mass communication serta tumbuh dan berkembang di
Amerika secara khas seakan mempertahankan jalurnya masing-masing yang
dilewatinya.
Di Indonesia, ilmu komunikasi yang kita kaji saat ini sebenarnya
merupakan hasil dari suatu proses perkembangan yang panjang. Status ilmu
komunikasi di Indonesia
diperoleh melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 Tahun 1982. Keppres
itu yang kemudian membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di
Indonesia, termasuk ilmu komunikasi.Sebelumnya dibeberapa universitas, terdapat
beberapa nama yang berbeda, seperti di Universitas Padjadjaran Bandung dan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang menggunakan nama Publisistik, serta
Universitas Indonesia yang telah lama mengganti nama Publisistik menjadi Ilmu
Komunikasi Massa.
Kajian terhadap ilmu komunikasi sendiri dimulai dengan nama
Publisistik dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Sosial dan
Politik Universitas Gadjah Mada pada tahun 1950, Akademi Penerangan pada tahun
1956, Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta pada tahun 1953, dan pada Fakultas
Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 1959.
Nama Ilmu Komunikasi Massa dan Ilmu Komunikasi sendiri baru muncul dalam
berbagai diskusi dan seminar pada awal tahun 1970-an.
Beberapa tokoh yang telah berjasa memasukkan ilmu komunikasi ke
Indon esia dan kemudian mengembangkannya di Perguruan Tinggi, antara lain Drs.
Marbangun, Sundoro, Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro, dan Prof. Dr. Mustopo. Pada
tahun 1960-an, deretan tokoh itu bertambah lagi dengan datangnya dua pakar
dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yaitu Dr. Phil Astrid S. Susanto dari
Jerman Barat (1964) dan Dr. M. Alwi Dahlan dari Amerika Serikat (1967).
Dalam perkembangannya, kendati telah terjadi perkembangan yang
penting mengenai paradigma ilmu komunikasi dimana telah muncul paradigma baru
yang diuraikan oleh B. Aubrey Fisher dengan sebutan perspektif psikologis,
mekanis, dan pragmatis , di Indonesia hingga saat ini ternyata masih saja
berkiprah pada paradigma lama atau klasik yang dinamakan perspektif mekanistis.
Hampir semua penelitian empiris komunikasi manusia di Indonesia
berdasar pada perspektif mekanistis dimana yang menjadi objek penelitian adalah
alam atau fisik saja. Kekecewaan dan kritik terhadap kajian ini memang telah
tumbuh, bersamaan dengan semakin berkembangnya teori dan pengkajian ilmu
komunikasi. Namun, mekanistis masih saja dipakai walau minat baru, gagasan baru,
dan teori baru telah tumbuh dan berkembang.
5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar