Rabu, September 28, 2011

Paradigma Harold Lasswell dan Komponen-Komponen


Paradigma Harold Lasswell dan Komponen-Komponen

Bagian Satu
            Model Komunikasi dari Herold Lasswell ini dianggap pleh para pakar komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah dengan paragdigma yang dia buat untuk menjawab pertanyaan : Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).
Paradigma adalah pola yang mencakup sejumlah komponen yang terkorelasikan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Jawaban bagi pertanyaan paradigma Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi, yaitu Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Apabila salah satu komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung.
Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan memberikan berbagai jenis penelitian komunikasi. Dan tujuan paradigma komunikasi itu adalah untuk mengubah sikap, opini atau pandangan, dan perilaku, sehingga timbul pada komunikan efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif atau behavioral.
Jadi bisa dikatakan bahwa Lasswell menciptakan paradigma ini bertujuan untuk menciptakan proses komunikasi massa yang strategis, selain itu paradigma ini untuk mengubah suatu sikap bagai mena seseorang memandang suaku kejadian. Lasswell sendiri mengungkapkan bahwa propaganda sangat bergantung pada sudut pandang orang. Tapi nyatanya propaganda bermaknakan negatif yaitu pesan propaganda tidak  jujur, manipulatif, dan juga mencuci otak.
Oleh karena itu, pada akhirnya paradigma Lasswell digunakan untuk memberikan pemahaman terhadap arti komunikasi (terutama komunikasi massa) bukan lagi paradigma untuk propaganda (propaganda kini sudah menjadi bagian dari komunikasi).


Bagian Dua
Tema  : Tim sang merah putih
Artikel:
Pelatih timnas Indonesia, Alfreid Riedl melakukan jumpa pers bersama Koran Socer bawasannya dia memilih 22 pemain yang akan mengikuti pemusatan latihan yang akan dimulai 1 Agustus. Para pemain tersebut merupakan hasil scouting Riedl bersama asistennya Wolfgang Pikal di Wilayah Timur dan Barat.
Direncanakan para pemain ini bakal memperkuat Tim Merah Putih pada Piala AFF pada 2 sampai 27 Desember mendatang. Meski begitu, daftar ini belum final karena masih ada 15 pemain lagi yang menyusul setelah Piala Indonesia berakhir. Oleh karena itu, skuad ini masih bisa berubah karena Riedl bakal melakukan seleksi pada pekan pertama Agustus. Tapi dia yakin dengan skuadnya dia dapat membawa piala asia pertama kali buat Indonesia.




Komunikator
            Alfred Redel sosok pelatih yang berkuasa penuh untuk melatih dan merancang strategi, dimana dia menjadi komunikator bagi merah putih untuk merebut piala asia
Pesan
            Dalam jumpa pers sang pelatih memberi tahu kepada masyarakat khususnya bagi pencinta sepak bola tanah air bawasannya Indonesia siap membawa piala dan mengibarkakn bendera sang merah putih dengan formasi dan para pemain yang di pilih pelatih
Komunikan
            Tentu saja masyarakat pencinta bola lah yang dituju, tidak mengenal usia atau pun jenis kelamin yang terpenting dia mencintai sepak bola Indonesia
Regolator
            Pemerintah ataupun badan peraturan per undang-undangan media cetak Koran Socer yang merangkum semua aspek dimana mereka menetukan apakah perlu atau tidaknya siarana itu di publikasikan
Gatekeeper
            Seorang produsen atau pum pemimpin redaksi Koran Socer dimana semua tayangan di teliti apakah layak untuk di informasikan pada halayak
Feedback
            Secara tidak langsung. Hanya menginformasikan saja kepada seluruh penggemar sepak bola khususnya supaya mereka tau dan bisa mensuport majunya indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar