Selasa, September 27, 2011

komunikasi




Jawaban
1.      a) Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi, pesan, gagasan, dari pihak satu ke pihak lain dimana dilakukan secara lisan/verbal maupun nonverbal/secara gerak gerik tubuh yang mudah di mengerti seseorang dengan persepsi yang sama, bisa di mulai dari individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan individu, maupun individu dengan Negara, yang terpenting harus adanya komuikan, komunikator, dan pesan/informasi yang melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik.

b) Fungsi dan Tujuan
Fungsi komunikasi yaitu:  
·         Menyampaikan informasi/penyebaran[to inform]
·         Mendidik [to educate]
·         Menghibur [to entertain]
·         Mempengaruhi [to influence]
Tujuan :           Menciptakan pengertian yang sama atas setiap pesan dan  lambang yang disampaikan, dengan maksud apa yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh komunikan dengan sebaik-baiknya sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan
Merangsang pemikiran pihak penerima untuk memikirkan pesan dan rangsangan yang ia terima, supaya gagasan tersebut dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif, bukan memaksakan kehendak
Melakukan suatu tindakan yang selaras sebagaimana diharapkan dengan adanya penyampaian pesan tersebut yaitu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
Jadi tujuan utama komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial.

2.      a) Proses Komunikasi
Proses Komunikasi ada dua cara yaitu proses komunikasi secara primer dan komunikasi secara linier.
 Proses Komunikasi secara primer
Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang [symbol] sebagai media (bahasa, kial [gesture], isyarat, gambar, warna, dsb). Dalam proses ini, pertama-tama komunikator akan menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikator itu.
Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana (dipakai karena relatif jauh atau jumlahnya banyak. Sarana itu, surat, telepon, fax, koran, majalah, radio, TV, film, e-mail, internet, dsb) sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

            Proses komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi: menyampaikan pesan mewujudkan motif komunikasi. Proses tahap pertama komunikasi adalah proses komunikasi yang bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan.
Proses tahap kedua adalah terjadi dalam diri komunikator, berawal sejak pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia kedalam lambang komunikasi(encoding).
Proses komunikasi tahap ke tiga adalah proses ini terjadi ketikak komunikator melakukan tindakan komunikasi mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaninya.
Lima unsur dalam proses Komunikasi Antara manusia antar manusia.kelima unsur ini adalah Konteks (lingkungan di mana peristiwa komunikasi terjadi), komunikator (seseorang yang menyampaikan atau menghasilkan pesan), pesan (sesuatu yang diproses oleh komunikator kepada penerima untuk diartikan, sistem pengantar (bagaimana pesan dihantarkan dari komunikator kepada komunikan) dan komunikan (orang yang menerima pesan).

b) Komponen Komunikasi
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. mengatakan ada lima komponen komunikasi yaitu :
  • Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  • Pesan adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan itu harus mudah dipahami dan mudah diingat, oleh karena itu kajian pesan harus mendalam dari segi isi pesan, organisasi pesan, teknik pengembangan bahasan, dan teknik penyajian.
  • Media adalah saluran dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
  • Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
  • Efek. adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

3.      a.  Betuk-bentuk komunikiasi
Bentuk  komunikasi  menurut  Onong  Effendy
Personal
Intra personal
Komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri sehingga komunikator dan komunikannya adalah diri sendiri.  Contohnya : introspeksi diri.
Antarpersonal
Komunikasi  yang  terjadi antar individu atau komunikasi dua arah. Contohnya bercengkrama.
            Kelompok
Small Group
Komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dalam jumlah kecil. Contohnya : rapat, ceramah, dan diskusi.
Large Group
Komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dalam jumlah besar. Contohnya: konferensi.
            Massa
Komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dengan tujuan tertentu.

Bentuk komunikasi menurut  Robert G. King
            Intrapersonal                  : Komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri.
Interpersonal                  : Komunikasi antara satu individu dengan individu lain.
            Person to Group             : Komunikasi antara seseorang kepada kelompok.
Group to Person             : Komunikasi antara kelompok kepada seseorang/individu, individu adalah komunikannya.
Group to group             : Komunikasi antar kelompok, dalam arti luas                                                                termasuk hubungan interasional.


b) Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah pemberian informasi tanpa menggunakan kata-kata untuk menyandikan pikiran. Faktor-faktor yang umumnya digunakan untuk menyandikan pikiran dalam komunikasi nonverbal termasuk juga gerak isyarat, nada suara, dan ekspresi wajah.
Kemampuan mengenal perilaku yang ditunjukan dalam bentuk gerak, sikap dan penerimaan (nonverbal) terkait dengan proses komunikasi yang terjadi dalam setiap pertemuan baik dalam tim, kelompok, organisasi sosial, masyarakat dan para pemangku kepentingan yang terlibat konflik perlu diantisipasi dengan cara yang berbeda untuk setiap kasus. Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang sama pentingnya dan banyak digunakan dalam berbagai situasi terutama berkaitan dengan system nilai, gaya dan bahasa tubuh, perasaan, dan emosi. Komunikasi non verbal dalam masyarakat yang masih sederhana dan tradisional masih dianggap efektif untuk menyampaikan pesan. Misalnya, di beberapa desa terpencil masih ditemukan kelompok yang masih sulit berbahasa Indonesia dan buta huruf. Keterampilan komunikasi nonverbal tidak hanya digunakan untuk kepentingan itu saja tetapi, dalam pendekatan modern komunikasi nonverbal dikaji dan dikembangkan sebagai bagian dari profesionalisme, gaya hidup dan model komunikasi yang dapat dipelajari terutama untuk pengembangan diri (self empowering) menghadapi pelanggan, memahami perilaku konsumen (consumen behaviour), penjualan dan menganalisis perilaku yang ditunjukkan sebagai respon emosi dan perasaan personal. Berbagai teori dan hasil penelitian banyak disandarkan pada model dan praktek komunikasi nonverbal yang kemudian diterapkan untuk kepentingan yang lebih luas untuk kepentingan healing, resolusi konflik dan manajemen perubahan. Keterampilan komunikasi nonverbal menjadi bagian penting dari kemampuan pendamping untuk mengenal sikap, perilaku, tindakan, dan harapan yang ditunjukkan melalui gerak tubuh yang terkadang sulit untuk dipahami. Orang yang terampil membaca pesan nonverbal orang lain disebut intuitif sedangkan orang yang terampil mengirimkannya disebut ekspresif.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima ; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan ; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermaakna bagi orang lain.

4.      Sejarah Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi berkembang melalui tiga jalur yaitu publisistik, jurnalistik, dan retorika. Publisistik berkembang di Eropa, tepatnya di Jerman, sedangkan  jurnalistik dan retorika sama-sama berkembang di Amerikaa Serikat dan di katagorikan komunikasi massa. Masuknya ke dua ilmu itu ke tanah air, selain karena adanya hubungan dengan bangsa-bangsa dari ke dua benua tersebut, juga terutama karena dibawa oleh mereka yang pernah belajar baik di Eropa maupun Amerikaa.
            Publisistik di Jerman, sebenarnya berkembang dari Ilmu Pers dan Ilmu Persuratkabaran yang dikenal dengan nama Zeitungwissenschaft. Asalnya dapat ditelusuri sampai abad ke-19 ketika suratkabar sebagai obyekstudi ilmiah mulai menarik perhatian para pakar di masa itu. Suratkabar sebagai salah satu hasil dari pertumbuhan teknologi dan industri ternyata membawa berbagai implikasi sosial yang sangat menarik bagi kajian ilmu kemasyarakatan dan kemanusiaan. Kemudian terbit Relation sebagai surat kabar tercetak pertama di dunia.
            Pada tahun 1884 studi pers muncul dengan nama Zaitungskunde di Universitas Bazel (swiss) dan delapan tahun selanjutnya muncul juga di Universitas Leipzig Jerman. Kealhiran pengetahuan persuratkabaran ini semakin banyak menarik perhatian ilmuan. Salah satunya iyalah Weber yang telah meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi pengkajian pers sebagai akademik. Selain Weber, Ferdinant Tonnis mengkaji sifat pendapat umum dalam mamsyarakat massa. Dengan demikian persuratkabaran tidak lagi dipandang sebagai keterampilan belaka, melainkan telah tumbuh sebagai suatu disiplin ilmu, sebagaimana disiplin yang lain.
            Pada tahun 1930 Walter Hagemann memperkenalkan nama Publizistik sebagai suatu disiplin ilmu baru yang mencakup suratkabar,  radio, film, retorika, dan pendapat umum. Gagasan Hagemann kemudian disempurnakan dan disistematiskan oleh Emil Dorivat.
Dalam perkembangan selanjutnya Publisistik semakin mendapat pengakuan sebagai salah satu disiplin dalam ilmu sosial. Obyek penelitiannya bukan lagi suratkabar melainkan offentiche aussage (pernyataan umum). Menurut Hagemann, Publisistik adalah ilmu tentang isi kesadaran yang umum dan aktual. Kemudian Dorivat menyebut publisistik sebagai segala upaya menggerakkan dan membimbing tingkah laku khalayak secara rohaniah, jadi publisistik merupakan suatu kekuatan yang dapat mengendalikan tingkah laku manusia dan mewarnai perkembangan sejarahnya.
            Dengan demikian publisistik, bukanlah ilmu pers atau kewartawanan, melainkan ilmu yang dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan segala tenagatenaga yang mempengaruhi tindakan khalayak. Objek studinya adalah pernyataan Umum yang actual.
Sedangkan Ilmu komunikasi Massa berkembang di Amerikaa Serikat melalui jurnalistik. Jurnalistik sebagai suatu keterampilan mengenai surat kabar sudah mulai di kenal di Amerika Serikat sejak tahun 1700. Sebelum Jurnalistik dipelajari di Universitas, maka selama 170 tahun, kegiatan ini dilakukan secara magang, sebagaimana misalnya yang dilakukan oleh Benjamin Franklin, yang sebelum meningkatkan keahliannya di House of Coslond di London, telah melakukan magang padapercetakan saudaranya di Boston.
Sebelum adanya sekolah jurnalistik, maka studi ini hanyalah merupakan bagian dari departemen bahasa Inggris dalam Universitas, seperti Universitas Kansan, Missouri dan Pennsylvania. Hal ini lebih berkembang lagi setelah perang dunia II, karena semakin banyak pakar dari disiplin sosiologi, politik dan psikologi yang melakukan pengkajian berbagai aspek dasi suratkabar, radio, filem dan televise. Oleh karena itu, jurnalistik tidak mampu lagi menampung berbagai pengkajian yang mereka lakukan sehingga perlu memberi  nama yang lebih sesuai yaitu Ilmu Komunikasi Mass.
Dimulai tahun 1950-an perkembangan ke arah lahirnya ilmu komunikasi dimana para pakar Ilmu Sosial mengembangkan studi mengenai pembangunan terutama di negara-negara yang baru merdeka setelah PD II. Hal ini dimaksudkan untuk membantu Negara-negara tersebut untuk melakukan pembangunan dan perubahan perencanaan terutama dalam bidang ekonomi, social dan politik.
Tokoh utama yang telah membawa ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi adalah Wilbur Schramm, sarjana bahasa Inggris yang tertarik kepada kajian komunikasi, karena memimpin sebuah University Press.  Schramm banyak menulis buku mengenai berbagai masalah komunikasi.
Perkembangan ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi lebih diperkuat lagi oleh departemen Speech Communication (retorika). Sejak tahun 1949 departemen ini telah mengusulkan agar komunikasi bisa menjadi suatu disiplin tersendiri yang mencakup juga komunikasi massa.
           
5.      Model Komunikasi
Model Komunikasi dibagi menjadi dua yaitu Linear dan Sirkuler.
Model Linear
Model linear adalah model dasar komunikasi yang memiliki ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari satu garis lurus. Proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Dalam pengelompokannya, model ini dibagi menjadi sebagai berikut:
  1. Formula Lasswell
Formula ini dikenal dengan rumusan”cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ”:
- Who? (siapa)
- Says What ? (mengatakan apa)
- In Which Channel ? (dengan saluran yang mana)
- To Whom ? (kepada siapa)
- With What Effect ? (dengan efek bagaimana)
Dalam bentuk model, formula ini digambarkan sebagai berikut:.
Bila dihubungkan dengan riset bidang komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Model Shannon & Weaver
Ciri dari model ini ialah menggambarkan satu proses komunikasi yang linear dan satu arah. Elemen dasar model ini antara lain : sumber informasi, alat pemancar, sumber noise, alat dan tujuan. Satu dari insur-unsur itu, yaitu sumber noise,mengganggu proses komunikasi. Akibatnya pesan yang disampaikan sumber informasi diterima oleh tujuan tidak sebagaimana adanya. Akibatnya komunikasi gagal, karena message yang diterima tidak identik dengan pesan yang dikirim. Model Shannon dan weaver disebut juga medol matematika karena proses komunikasi seperti garis lurus atau linier. Ia pulalah orang pertama yang menemukan sumber noise (gangguan) dalam proses komunikasi.



Model Sirkuler
Model sirkuler adalah model dasar komunikasi yang ditandai adanya unsur feedback. Hal ini berarti proses komunikasi tidka berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Pada dasarnya proses komunikasi itu berbalik satu lingkaran penuh. Diantara dari model sirkuler itu adalah:

  1. Model De Fleur
Model ini merupakan pengembangan ari model Shannon & weaver. De fleur mempersoalkan arti dari isi pernyataan yang disampaikan dan arti dari isi pernyataan yang diterima. Noise dapat mempengaruhi semua unsur komunikasi. Bukan seperti Shannon & Weaver noise hanya terjadi antara unsur transmitter (alat pengirim) dan unsur reciver (alat penerima). De Fleur menemukan adanya umpan balik (feedback). Dengan umpan balik ini, akan lebih mudah tercapai persamaan arti antara arti message yang disampaikan dan arti pesan yang diterima. Harus diingat, dalam komunikasi massa, komunikator hanya memperoleh feedback yang terbatas atau tidaklangsung dari         halayaknya.




  1. Model Komunikasi Umum Gerbner
(M) memahami (E) sebagai (E1). Penjelasan Lingkaran kanan : E – Event – kejadian = peristiwa. Lingkaran kiri atas (M) = man of machine = manusia atau mesin. Lingkaran di  alam (M). E1 – E sebagaimana dipahami oleh (M). Jadi hasil pemahaman (E1) tidak elamanya sama dengan yang diperhatikannya (E). hal itu disebabkan oleh: seleksi, konteks, ketersediaan E. Lingkaran kiri bawah (M) ingin mengkomunikasikan (E1) kepada manusia lain. Ia mengubah (E1) menjadi (SE), (S) = shape = form = bentuk, dan E adalah content = isi. Di dalam kuliah kita mengenal (S) = shape = lambing komunikasi. Lambang komunikasi mengubah isi pernyataan dari bentuk abstrak menjadi konkrit. Bentuk (E1) adalah abstrak. S = lambing komunikasi mengubah (E1) berbentuk (SE) sebagai (SEI) “wah hujan”

Proses komunikasi digambarkan sebagai berikut :
1. M mengamati E
2. M mengamati E sebagai E1
3. M menyampaikan E1 sebagai SE kepada M2
4. M2 memahami SE sebagai SE1.

Denis McQuail dan Sven Windahl berpendapat model ini dapat menggambarkan masalah psokologis dalam kesaksian di pengadilan. Seberapa jauh persepsi (M) itu tepat terhadap sejunlah kejadian (E) dan sejauh mana kemampuannya menyatakannya (E) dalam bentuk (SE).

Didalam komunikasi massa :
a. E = Bahan Berita
b. M = Mass Media
c. SE = Isi Media
d. M2 = Khalayak Media

Kita dapat mempersoalkan, misalnya: “seberapa baik hubungan realitas dengan berita (antara E dan SE) tentang realitas itu oleh media (M) ” dan “sejauh mana isi media (SE) dimengerti oleh khalayak (M2)”.


Reference:

Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1988
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2001
Komala Lukiati, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses dan Konten, Widia Pajajaran, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar