Rabu, September 28, 2011

ANTARA PR, KORPORASI, dan PUBLIK


ANTARA PR, KORPORASI, dan PUBLIK
Public Relations mengalami perkembangan yang cukup pesat dewasa ini. Terkait korporasi, tenaga-tenaga PR merupakan elemen penting. Hal ini ditandai munculnya berbagai sebutan bagi PR-PR korporasi, mengindikasikan posisi PR yang kuat dan dibutuhkan dalam sebuah korporasi. Di sisi lain, korporasi memiliki publiknya atau yang tak lain adalah konsumennya. Publik pun kini semakin dinamis dan selektif memonitor aktivitas suatu korporasi yang menjadi rujukan produknya.
Lalu, apakah sebenarnya isu terhangat yang ada diantara PR, korporasi, dan publik?
Ø  Ekonomikah?  Terkait konsumerisme dan profit suatu korporasi.
Ø  Isu lingkungankah? Gembar-gembor Korporasi yang berorientasi GO GREEN.
Hanya  sedatar itu?
Ø  Ataukah hantu bergentayangan bernama politik? Undang-Undang Perlindungan Konsumen, kini kalah penampakannya dengan Undang-Undang Pornografi.
Isu-isu tersebut sebenarnya hanya berada di belakang layar dari isu sesungguhnya.
Ya, KOMUNIKASI Bung…!!
Komunikasi, jembatan yang menghubungkan PR, Korporasi, dan Publik. PR merupakan penghubung utama korporasi dan publiknya. Komunikasi yang sehat harus terjalin diantara PR dan Publik karena publik yang kian dinamis ingin mengetahui transparansi aktivitas suatu korporasi yang menjadi rujukan produknya. “Sudah tidak zaman lagi main kucing-kucingan” begitulah kiranya. Era keterbukaan kini, memaksa suatu korporasi untuk vokal berkomunikasi demi sebuah citra yang baik di mata publiknya dan memang hal ini adalah sebuah keharusan.
PR memainkan perannya disini. PR harus bertindak cerdas mendengarkan persepsi publik, menjadikannya suatu feedback bagi korporasi guna suatu pencitraan, korporasi yang berkualitas, berkelas, dan komunikatif.
Akan tetapi, apakah suatu citra korporasi yang disampaikan PR kepada publiknya (biasanya melalui iklan, ingat iklan AQUA?) sudah cukup?
Publik bukanlah sekedar bocah kecil yang bisa diajak main kucing-kucingan Bung…!
Sebuah korporasi bagaikan suatu induk yang memadukan berbagai fungsi dan PR merupakan suatu fungsi yang melekat dan tidak bisa terlepas dari manajemen sebuah korporasi. Tujuannya adalah membentuk goodwill (itikad baik), toleransi, mutual symbiosis, mutual confidence, mutual understanding, mutual appreciation, serta untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan, citra dan reputasi positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan harmonis, baik hubungan ke dalam (elemen-elemen korporasi, manajemen dan karyawan) dan ke luar (publik). (http://infointermedia.com/strategi-humas-2).
Manajemen dan karyawan juga merupakan publik intern sebuah korporasi. PR harus concern membangun hubungan ke dalam guna melekatkan citra dan reputasi positif korporasi pada jajaran manajemen dan karyawan terlebih dahulu. PR pun berperan menjembatani komunikasi antara manajemen dan karyawan sehingga tercipta hubungan harmonis. Dari sinilah, citra dan reputasi positif sebuah korporasi akan mudah dibangun pada publik di luar jika dimulai dari dalam.
Bila sebuah korporasi sangat concern terhadap lingkungan, PR harus memiliki strategi cerdas dalam membangun citra GO GREEN tersebut pada para karyawan sehingga para karyawan selain bekerja pada korporasi tersebut juga memperlihatkan aktivitas GO GREEN-nya. Misal, melaksanakan 3 R, Recycle, Reduce, dan Reuse. Hal ini semakin menguatkan persepsi publik di luar sehingga terbangun citra dan reputasi positif korporasi.
Dewasa ini, persaingan antar korporasi pun semakin ketat dan ngotot. Peran PR disini sangat dibutuhkan agar sebuah korporasi dapat survive menghadapi persaingan. Memang terlalu naïf seolah sebuah korporasi hanya concern pada masalah citra dan reputasi, padahal sebuah korporasi memiliki kompleksitas baik itu ekonomi, lingkungan, maupun governmental ataupun politik. Akan tetapi, komunikasi menjadi topik utama yang menjembatani semua kompleksitas itu.
Menghadapi persaingan antar korporasi yang sarat bumbu, peran komunikasi berada pada top level yang harus dijamah. PR yang berperan membangun citra dan reputasi positif korporasi, harus pula memiliki kompetensi untuk mempertahankannya di mata publik melaui hubungan komunikatif. Hal inilah yang menjadi pondasi utama dalam menghadapi persaingan antar korporasi
Kebebasan beropini kini, menyebabkan para pesaing berani secara terbuka bermain api, namun memang hal tersebut tidaklah melulu negatif mengingat zaman semakin dinamis. Peran cerdas PR dibutuhkan disini, bagaimana PR merangkul opini dan persepsi publik serta memanajemen titik-titik persaingan (terutama persepsi pesaing) guna memberikan feedback positif pada korporasinya.
Melalui komunikasi sebuah korporasi dapat menjaga eksistensinya. Memang peran PR begitu dominan disini, sesuai perkembangannya. Hubungan komunikatif antara korporasi dan publiknya selayaknya harus tetap terjalin guna terpeliharanya citra korporasi di mata publik.
Jika kita amati, periklanan sebagai salah satu aktivitas PR memang mendominasi baik itu di media cetak maupun media elektronik. Memang iklan dinilai masih memegang peranan, namun secara keseluruhan tidak bisa hanya mengandalkan iklan dalam membangun citra dan reputasi.
Iklan kini semakin kental oleh aroma persaingan. PR sepatutnya tidak hanya mengandalkan iklan dalam membangun citra. Disini, PR bisa  mengokohkan image korporasi, misal pada produknya. Ambil contoh, perusahaan APPLE dan perusahaan  MICROSOFT. Tanpa mengandalkan iklan, kedua korporasi tersebut dapat survive, mempertahankan, dan mengokohkan image-nya.
PR kedua korporasi tersebut sukses memanajemen persepsi publik pada produknya.  Kedua korporasi tersebut sudah terbukti bermutu dan memuaskan publik, Hal ini dibangun melalui pencitraan pada produk, misal kualitas dan diferensiasinya.
Komunikasi menjadi isu yang populer diantara PR, Korporasi, dan Publiknya. PR menjadi jembatan yang menghubungkan korporasi dan publiknya. Melalui hubungan komunikatif yang dilakukan PR, sebuah korporasi dapat membangun dan mempertahankan citra serta reputasinya di mata publik
Komunikasi menjadi landasan diantara PR, Korporasi, dan Publik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar