Selasa, September 27, 2011

komunikasi


2. b. Komponen-komponen komunikasi menurut Onong Effendy
                Komunikator     : Pihak yang berperan sebagai penyampai pesan (message).
                Media                   : Alat bantu/perantara dalam proses penyampaian pesan.
Pesan                    : Hal yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan untuk menghasilkan efek.
Komunikan         : Pihak yang berperan sebagai penerima pesan (message).
Efek                       : Hasil yang diharapkan muncul dalam sebuah proses komunikasi dari komunikator
3. a.  Betuk-bentuk komunikiasi
                Bentuk  komunikasi  menurut  Onong  Effendy
·         Personal
ü  Intra personal
Komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri sehingga komunikator dan komunikannya adalah diri sendiri.  Contohnya : introspeksi diri.
ü  Antarpersonal
Komunikasi  yang  terjadi antar individu atau komunikasi dua arah. Contohnya bercengkrama.
                Kelompok
                                Small Group
Komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dalam jumlah kecil. Contohnya : rapat, ceramah, dan diskusi.
Large Group
Komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dalam jumlah besar. Contohnya: konferensi.
                Massa
                komunikasi yang melibatkan sekelompok orang dengan tujuan tertentu.

                Bentuk komunikasi menurut  Robert G. King
                Intrapersonal                    : Komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri.
                Interpersonal                    : Komunikasi antara satu individu dengan individu lain.
                Person to Group               : Komunikasi antara seseorang kepada kelompok.
Group to Person                 : Komunikasi antara kelompok kepada seseorang/individu, individu    adalah komunikannya.
Group to group                   : Komunikasi antar kelompok, dalam arti luas termasuk hubungan interasional.

4.   Sejarah ilmu komunikasi
         Komunikasi tumbuh melalui tiga jalur :
         Publisistik berasal dari Jerman.
         Jurnalistik berasal dari Amerika
         Retorika berasal dari Amerika.
      Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa lahirnya ilmu komunikasi  dewasa ini dapat diterima baik di Eropa maupun di Amerika Serikat bahkan di seluruh dunia adalah hasil perkembangan dari publisistik (Jerman) dan ilmu komunikasi massa (Amerika Serikat). Hal ini dimulai oleh adanya pertemuan antara tradisi Eropa yang mengembangkan ilmu publisistik dengan tradisi Amerika yang mengembangkan ilmu komunikasi massa.  Hal ini antara lain diupayakan oleh Stappers dari Belanda melalui karya Garbner dari Amerika Serikat. Dalam disertasinya tahun 1966 (sepuluh tahun setelah Garbner), Stappers sampai pada kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah obyek dari publisistikwissenschaft.
      Publisistik
      Publisistik (Publizistik)di Jerman, sebenarnya berkembang dari Ilmu Pers atau Ilmu Persuratkabaran yang dikenal dengan nama Zaitungwissenschaft. Asalnya dapat ditelusuri sampai abad ke-19 ketika suratkabar sebagai obyekb studi ilmiah mulai menarik perhatian para pakar di masa itu. Suratkabar sebagai salah satu hasil dari pertumbuhan teknologi dan industri ternyata membawa berbagai implikasi sosial yang sangat menarik bagi kajian ilmu kemasyarakatan dan kemanusiaan. Sangat mengesankan karena kesadaran seperti ini baru lahir dan berkembang setelah 273 tahun kemudian dari terbitnya Relation  (1609) sebagai suratkabar tercetak pertama di dunia ini.
      Tahun 1884 - ahli ekonomi Karl Bucher tertarik menulis  dan mengajarkan sejarah pers, orgganisasi pers, dan statistik pers tahun . Bahkan pada tahun itu studi pers muncul dengan nama Zaitungskunde di Universitas Bazel (Swiss). Kehadiran persuratkabaran ini semakin menarik perhatian para ilmuwan.
1910 - Pakar Sosiologi misalnya Max Weber telah mengusulkan dalam Kongres Sosiologi agar sosiologi pers dimasukkan sebagai proyek pengkajian sosiologi disamping sosiologi organisasi.  Ferdinant Tonnis  mengkaji sifat pendapat umum dalam masyarakat massa.
1925 – Hubungan pers dengan pendapat umum kemudian menaikkan gengsi suratkabar menjadi ilmu dengan lahirnya Zaitungwissenschaft.
Awal abad ke-20, muncul radio dan film yang membuka pengkajian baru yang lebih luas daripada suratkabar. Kajian mengenai pendapat umum semakin luas sehingga tidak dapat ditampung lagi dalam Zaitungwissenschaft.
1930 – Walter Hagemann memperkenalkan nama Publizistik sebagai suatu disiplin ilmu baru yang mencakup suratkabar,  radio, film, retorika, dan pendapat umum. Gagasan Hagemann kemudian disempurnakan dan disistematiskan oleh Emil Dorivat.
Perkembangan selanjutnya Publisistik semakin mendapat pengakuan sebagai salah satu disiplin dalam ilmu sosial. Obyeknya bukan lagi suratkabar melainkan offentiche aussage (pernyataan umum). Menurut Hagemann, Publisistik adalah ilmu tentang isi kesadaran yang umum dan aktual. Dorivat menyebut publisistik sebagai segala upaya menggerakkan dan membimbing tingkah laku khalayak secara rohaniah, jadi publisistik merupakan suatu kekuatan yang dapat mengendalikan tingkah laku manusia.
Dalam eksistensinya, publisistik berkembang sebagai sub-ilmu komunikasi yang khusus mempelajari pernyataan yang bersifat umum dan aktual.
 Ilmu Komunikasi Massa
Ilmu komunikasi Massa berkembang di Amerika Serikat melalui jurnalistik.
Tahun 1700 – Jurnalistik sebagai suatu keterampilan mengenai suratkabar sudah mulai dikenal di Amerika Seriukat.
1810 – lahir karya Isaiah Thomas berjudul History or Printing in  America mengenai suratkabar dan penerbitnya.
1870 – Robert Leo merintis jurnalistik sebagai ilmu yang diajarkan di uyniversitas (Washington College).
Kegiatan jurnalistik dilakukan secara magang dari tahun 1700-1870, misalnya yang dilakukan Benjamin Franklin pada percetakan saudaranya di Boston.
1911/1912 – Joseph Politzer bersama Mury Butler mendirikan School of Journalism.
1930-an – Jurnalistik berkembang sebagai disiplin tersendiri setelah Bleyer memasukkan jurnalistik sebagai minor program Ilmu Sosial di Unniversitas Wisconsin.
Setelah Perang Dunia II, jurnalistik semakin berkembang lagi karena banyak pakar  dari disiplin sosiologi, politik, dan psikologi yang melakukan pengkajian terhadap suratkabar, radio, film, dan televisi. Oleh karena itu, jurnalistik tidak mampu lagi menampung vberbagai pengkajian yang mereka lakukan sehingga perlu memberi  nama yang lebih sesuai yaitu Ilmu Komunikasi Massa. Tokoh-tokoh dalam periode ini antara lain, Harold D. Lasswell, Carl I. Hoveland, Lazarsfeld,  dan de Sola Pool.
1950-an – dimulai perkembangan ke arah lahirnya ilmu komunikasi dimana para pakar Ilmu Sosial mengembangkan studi mengenai pembangunan terutama di negara-negara yang baru merdeka setelah PD II.
Tokoh utama yang telah membawa ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi adalah Wilbur Schramm, sarjana bahasa Inggris yang tertarik kepada kajian komunikasi, karena memimpin sebuah University Press.  Schramm banyak menulis buku mengenai berbagai masalah komunikasi.
1949 – perkembangan ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi lebih diperkuat lagi oleh departemen Speech Communication (retorika). Departemen ini telah mengusulkan agar komunikasi bisa menjadi suatu disiplin tersendiri yang mencakup juga komunikasi massa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar