Rabu, September 28, 2011

PENTINGNYA KEGIATAN MENDENGAR


PENTINGNYA KEGIATAN MENDENGAR


ò
Hal pertama kali kita lakukan dalam hidup ini adalah mendengar, setelah itu baru kau boleh menjerit dan berteriak (Aristophanes)
ò
Pendengaran merupakan salah satu dari panca indera yang terdapat di tubuh kita.  Tetapi mendengar adalah suatu seni (Frank Tiger)
ò
Dengarkanlah dua kali sebelum berbicara satu kali (Scottish)
ò
Hal yang paling lucu dalam diri manusia adalah jika kita cenderung untuk menghormati kecerdasan dan mereka yang mau mendengarkan ide-ide kita, walaupun pada akhirnya mereka tidak sependapat dengan ide-ide tersebut (S. I. Hayakawa)
ò
Ketika hak untuk berbicara merupakan awal dari suatu kebebasan hidup, keharusan mendengar adalah apa yang membuat hak itu begitu penting (Walter Lippman)
ò
Berbicara adalah sulit, tetapi kesunyian adalah sesuatu yang tidak mungkin (pepatah Cina)
ò
Pendengar selalu benar (Carroll C. Arnold)
ò
Walaupun kegiatan berbicara harus disertai dengan bakat alam (ber-hubungan dengan kemampuan mengirim dan menyiarkan pesan) juga harus dikonsentrasikan pada mendengar yang baik.
ò
Mendengar ialah kemampuan komunikatif yang paling bermanfaat dan dengan mendengarkan yang baik sudah merupakan pelaksanaan bagian yang terpenting dari proses komunikasi.  Karena itu mende-ngar adalah suatu faktor yang esensial untuk mencapai suatu komunikasi yang baik.

Survey menunjukkan bahwa :  orang telah menghabiskan sekitar 60 % s.d. 75 % dari waktu mereka untuk mendengar.

Mendengarkan : sebagai suatu proses aktif mnerima rangsangan (stimulus) telinga (aural)  Ô Gelombang Suara.

Mendengarkan menuntut tenaga dan komitmen.

Mendengarkan (listening) menyangkut penerimaan rangsangan.

Mendengarkan (hearing) Ô proses psikologis.


Jenis-jenis mendengarkan :

1.
Mendengarkan untuk kesenangan
2.
Mendengarkan untuk informasi
3.
Mendengarkan untuk membantu.

Hambatan-hambatan terhadap mendengarkan efektif

1.
Sibuk dengan diri sendiri
2.
Sibuk dengan masalah eksternal
3.
Mempertajam (shapening)
4.
Asimilasi
5.
Faktor kawan atau lawan.

Dimensi mendengarkan

1.
Mendengarkan Partisipatif dan Pasif

Mendengarkan partisipatif adalah berlaku spr seseorang yang ber-partisipasi (secara fisik dan mental) dalam tindak komunikasi.

Sebagai contoh : Kita seringkali merubah posisi badan kita (misal : mengangkat kaki mereka ke atas kursi, menyandarkan kepala) untuk mendengarkan secara efektif.

Ini tidak benar.  Untuk alasannya ?

Ingatlah bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap berita yang penting.  Hampir segera anda mengambil posisi tegak, memiringkan tubuh ke arah pembicara dan relatif tidak berbicara Ô kita melaku-kan ini secara refleks karena dengan cara inilah kita dapat mendengarkan secara efektif.

Ô
Tetapi tidaklah berarti bahwa anda harus bersikap tegang dan tidak nyaman ketika mendengarkan.

Ô
Tubuh anda akan mencerminkan pikiran yang aktif.

Ô
Sebagai pendengar partisipatif dalam interaksi komunikasi adalah kita harus setara dengan pembicara, sebagai orang yang secara emosional dan intelektual siap untuk terlibat dalam proses berbagi makna.



Mendengarkan secara pasif  :

Ô
mendengarkan tanpa berbicara dan tanpa mengarahkan pembicara-an dengan cara-cara non verbal.

Ô
memungkinkan pembicara mengembangkan pikiran dari gagasan-nya di depan orang lain yang menerima tetapi tidak mengevaluasi, mendukung tapi tidak mencampuri.
Ô kita menciptakan suasana mendukung dan reseptif.

Ô
sekedar duduk bersandar, santai membiarkan rangsangan suara membelai kita tanpa menggunakan energi yang berarti.

Ô
tanpa ada yang mengarahkan rangsangan.

Upaya-upaya mendengarkan secara partisipatif dan pasif
§  Berusaha mendengarkan
§  Lawanlah sumber-sumber gangguan sedapat mungkin
§  Jangan melamun
§  Gunakanlah waktu senggang untuk meringkas pemikiran pembicara, menyusun pertanyaan, menarik hubungan antara apa yang tlh anda ketahui dengan apa yang telah anda dengar
§  Asumsikan bahwa apa yang dikatakan pembicara bermanfaat.

2.
Mendengarkan secara Empatik dan Obyektif

\
Jika kita ingin memahami apa yang dimaksud dan dirasakan seseorang, anda perlu mendengarkan dengan empati (Rogers & Farson, 1981).

\
Saran dalam mengatur fokus empatik dan obyektif :


- Lakukan dialog


- Pahami sudut pandang pembicara


- Pandanglah pembicara sebagai pihak yang setara


- Cobalah memahami pemikiran dan perasaan lawan bicara


- Jangan mendengarkan secara ofensif Ô kecenderungan untuk mendengarkan informasi sepotong-sepotong yang akan memungkinkan anda menyerang pembicara atau menemukan kesalahan-kesalahan



3.
Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis

-
Kita perlu mendengarkan tanpa menilai, dengan pikiran terbuka dan berusaha memahami.

-
Kita perlu mendengarkan secara kritis dengan tujuan melakukan evaluasi.

-
Kita perlu mendengarkan untuk memahami dan menahan diri untuk tidak melakukan penilaian.

-
Mendengarkan dengan pikiran terbuka Ô akan membantu anda memahami pesan secara lebih baik.

-
Mendengarkan dengan pikiran kritis akan membantu anda untuk menganalisis pemahaman isi dan mengevaluasi pesan.




Pedoman mengatur mendengarkan tanpa menilai dan mendengar-kan secara kritis :

-
Jagalah agar pikiran selalu terbuka.

-
Jangan menyaring sesuatu yang sulit.

-
Jangan menyaring pesan yang tidak disukai.

-
Sadarilah bias-bias kita sendiri.
Bias-bias ini bisa mengganggu tindak mendengarkan yang akurat dan menyebabkan anda mendistorsi penerimaan pesan melalui proses asimilasi.

-
Nilai isi sesuai dengan yang disampaikan.  Jangan menganggap cara penyampaian sebagai isi.

4.
Mendengarkan secara dangkal dan secara mendalam

-
Pusatkanlah perhatian pada pesan verbal dan non verbal.

-
Dengarkan pula yang tidak diucapkan.

-
Dengarkan baik pesan yang menyangkut isi maupun hubungan.




PENTINGNYA KEGIATAN MENDENGAR


ò
Hal pertama kali kita lakukan dalam hidup ini ada-lah mendengar, setelah itu baru kau boleh menjerit dan berteriak (Aristophanes)
ò
Pendengaran merupakan salah satu dari pancaindera yang terdapat di tubuh kita.  Tetapi mendengar ada-lah suatu seni (Frank Tiger)
ò
Dengarkanlah dua kali sebelum berbicara satu kali (Scottish)
ò
Hal yang paling lucu dalam diri manusia adalah jika kita cenderung untuk menghormati kecerdasan dan mereka yang mau mendengar-kan ide-ide kita, walau pun pada akhirnya mereka tidak sependapat dengan ide-ide tersebut (S. I. Hayakawa)
ò
Ketika hak untuk berbicara merupakan awal dari suatu kebebasan hidup, keharusan mendengar adalah apa yang membuat hak itu begitu penting (Walter Lippman)
ò
Berbicara adalah sulit, tetapi kesunyian adalah sesuatu yang tidak mungkin (pepatah Cina)
ò
Pendengar selalu benar (Carroll C. Arnold)
ò
Walaupun kegiatan berbicara harus disertai dengan bakat alam (berhubungan dengan kemampuan mengi rim dan menyiarkan pesan) juga harus dikonsentrasi kan pada mendengar yang baik.
ò
Mendengar ialah kemampuan komunikatif yang paling bermanfaat dan dengan mendengarkan yang baik sudah merupakan pelaksanaan bagian yang ter-penting dari proses komunikasi.  Karena itu mende-ngar adalah suatu faktor yang esensial untuk mencapai suatu komunikasi yang baik.

 
 












































Jenis-jenis mendengarkan :

1.
Mendengarkan untuk kesenangan
2.
Mendengarkan untuk informasi
3.
Mendengarkan untuk membantu.


Hambatan-hambatan
terhadap mendengarkan efektif

1.
Sibuk dengan diri sendiri
2.
Sibuk dengan masalah eksternal
3.
Mempertajam (shapening)
4.
Asimilasi
5.
Faktor kawan atau lawan.



Dimensi mendengarkan

1.
Mendengarkan Partisipatif dan Pasif
2.
Mendengarkan secara Empatik dan Obyektif
3.
Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis
4.
Mendengarkan secara dangkal dan secara mendalam


 
 











































MENDENGAR


1. SENSASI
Masalah pendengaran berkaitan erat dengan pemberian persepsi komunikan terhadap pesan yang didengarnya.  Pendengaran seringkali dipengaruhi oleh pancaindera yang lainnya.
Hal-hal yang dapat menghambat dalam proses Sensasi adalah :
a. Adanya Noise atau gangguan
b. Gangguan pada kedua alat pendengaran
c. Kelelahan
d. Gangguan pada pancaindera
e. Kekurangan dari "sender" / Komunikator.

2. INTERPRETASI
Hal ini berkaitan dengan hasil mendengar dari apa yang kita dengar, kemudian disimpulkan dalam pikiran kita atau memberi makna dari apa yang kita dengar.  Seringkali kita tidak dapat menerima seluruh isi pesan secara lengkap, tapi mungkin kita dapat menangkap sebagian dari isi pesan dari pesan yang disampaikan.  Hasil interpretasi pendengar bisa saja berbeda dari apa yang dimaksud oleh Komunikator.
Hambatan yang terjadi pada proses Interpretasi adalah :
a. Ketidaktertarikan pada topik pesan yang akan disampaikan
Topik yang tidak menarik akan menyebabkan khalayak menghindar. 
Untuk mengatasinya adalah dengan berusaha menghubungkan antara topik yang sedang dibawakan dengan sesuatu yang disukai atau mencari sela yang menarik.
b. Tidak menyukai Komunikator yang akan menyampaikan pesan
Komunikan harus mencoba bersikap acuh tak acuh pada penampilan Komunikator, setidaknya jagalah etika ketika berbicara atau mendengarkan.
c. Tumbuhnya stereotipe negatif
Cobalah untuk mengabaikan hal-hal yang sifatnya dapat menimbulkan prasangka buruk.  Usahakan untuk memikirkan/menganalisis pesan yang disampaikan, kemudian mengembangkannya menjadi sesuatu yang menarik.
d. Prejudice atau prasangka buruk
Prasangka buruk dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan/pemberian makna yang tergesa-gesa sebelum benar-benar mengerti sepenuhnya terhadap pesan yang disampaikan.
Kebiasaan buruk ini dapat membuat diri kita tampak seperti orang bodoh.
e. Penilaian dini terhadap suatu pesan
Penilaian terhadap suatu konsep yang terlalu dini dapat mengacaukan kegiatan mendengar.
f.  Mencari-cari gangguan
Cara yang paling buruk untuk menghindarkan diri dari kegiatan mendengar adalah mencari-cari gangguan.  Misalnya dengan melihat-lihat ke luar jendela
g. Membuyarkan perhatian
Jika anda hanya berpura-pura mendengarkan dan seakan-akan menikmati pesan yang disampaikan, maka kebiasaan buruk ini merupakan hal yang paling kejam yang anda lakukan, karena kita telah melakukan penipuan baik terhadap Komunikator maupun diri kita sendiri.

Pertanyaan berikut ini dapat membantu kita untuk menguji sampai sejauhmana kebiasaan buruk kita dalam kegiatan mendengar :
a. Apakah kita sering menghindar dari situasi di mana kita harus mendengarkan Komunikator karena merasa kasihan ?
b. Apakah kita sering menghindar dari topik yang aktual dan berbeda, yang dapat menimbulkan suatu tantangan dalam diri kita ?
c. Apakah kita mudah terkena gangguan fisik ?
d. Apakah kita mudah terganggu dengan suatu kelakuan Komunikator ?
e. Apakah kita sering melakukan pikiran kita berkelana ketika sedang mendengar ?
f.  Apakah emosi kita mudah terpengaruh bila Komunikator membicarakan tentang suatu hal dan kita mencoba untuk tidak mendengarkannya ?
g. Apakah kita sering mencoba mengalihkan perhatian dan pikiran selagi mendengarkan ?
h. Apakah kita sering membuyarkan perhatian.
Jika jawaban kita terhadap pertanyaan di atas lebih banyak "YA", mungkin kita harus memperbaiki kebiasaan mendengarkan.

3. Pemahaman/Pengertian
Apakah kita mengerti terhadap pesan yang disampaikan ?
Apakah kita pengertian kita sama dengan yang dimaksud oleh Komunikator ?
Di sini kita dituntut tidak hanya mengerti terhadap pesan secara mendalam, tetapi kita harus sadar sepenuhnya terhadap pemberian reaksi dari pesan tersebut.
Ralph Nichols telah menyusun daftar tentang faktor-faktor yang dapat membantu kita dalam menganalisis kembali metode mendengar :
- Kecerdasan
- Pemahaman membaca
- Pengenalan terhadap penggunaan bahasa Inggris yang benar
- Penguasaan pendengar akan kosa kata
- Kemampaun menarik kesimpulan
- Kemampuan menyusun suatu pembicaraan
- Mendengarkan ide-ide utama atau fakta yang spesifik
- Menggunakan teknik tersendiri untuk meningkatkan konsentrasi pendengar
- Menaruh perhatian penuh terhadap bahan diskusi
- Penyesuaian emosi
- Menunjukkan rasa ingin tahu terhadap subyek yang didiskusikan
- Memperhatikan kelelahan fisik pendengar
- Keefektifan komunikator
- Menumbuhkan rasa kagum pendengar terhadap Komunikator
- Menghotmati kegiatan mendengar sebagai salah satu metode belajar
- Rentan terhadap gangguan
- Ventilasi dan temperatur ruangan.